Kamis, 24 Desember 2009

MY MOM LIKE MONSTER


Bookmark and Share


Pantes banget kalo keluargaku dikasih sebutan keluarga monster. Sumpah. . bukannya menjelek-jelakkan tapi ini kenyataaan. Aku sebagai anak pertama dan cewek satunya-satunya terlahir dengan gigig bertaring dua like Dracula (hehe. . draculanya berlabihan kan tiap orang emang punya taring dua). Kepribadianku bisa dibilang aneh bin ajaib. Hal itu tak bisa lepas dari peranan orang tua yang sejak kecil emang udah membentuk kepribadian dalam diriku entah mereka sadar atau tidak, terutama dari Ibukku sendiri. Aku tak bisa mendengarkan kata-kata dari orang lain karena yang aku anggap benar hanyalah diriku sendiri. Akupun tak bisa berkata dengan sopan kepada lawan bicaraku, terkadang aku berbicara dengan suara yang sangat lantang dan terkadang pula menggunakan kata-kata yang bisa bikin panas hati ( hal ini baru kuketahui dari kritik teman-teman kuliahku). Dan aku yakin semua itu adalah turunan dari Ibukku.
Tiap pagi di rumahku gak akan pernah sunyi dan tenang. Jam 05.00 Wib udah pasti akan terdengar suara cempreng si nenek sihir (tentunya suara ibukku). Ia selalu teriak-teriak menyuarakan pentingnya bersih-bersih rumah dan lain sebagainya mengenai ketidakpuasannya tentang aku.
Pandanganku tentang seorang ibu yang lemah lembut dan welas asih selalu berubah tiap kali ibukku sendiri mengomel tentang kebersihan rumah dan rasa kecewanya tentang aku. Tiap kali ia meluapkan amarahnya aku selalu melihat melihat sosok monster berdarah dingin, berlendir, memiliki kuku dan taring-taring tajam, yang siap menerkamku dalam diri ibukku. Ia sama sekali tak akan ingat apapun bila sudah marah padaku.
Ia tak akan pernah ingat bagaimana sebenarnya sifat dan kebiasaan dia sendiri yang membuatku menjadi sosok tak memuaskan untuknya. Ia lupa bahwa dari kecil aku sudah terbiasa dilayani olehnya yang takut melepaskan diriku sendiri, terbiasa melihat dia bangun siang pula sehingga kinipun aku sering bangun siang.
Maafkan aku bu bukan maksudku menjelekkanmu. Hanya saja aku tak tau bagaimana menghadapimu. . .

1 komentar:

  1. Kamu masih tetep kayak dulu yah.
    Eh,sama ibu gak boleh kayak gitu,itu smua juga demi kamu kok..

    BalasHapus